Golongan ini pada zahirnya berpegang kuat pada agama , tetapi pada hakikatnya mereka mematuhi pendapat dan fikiran mereka sendiri . Mereka membuat keputusan mengikut kehendak hawa nafsu atas kecenderungan dan keperluan politik mereka. Mereka kemudian cuba menyesuaikan agama mengikut selera politik mereka.Maka mereka pada hakikatnya adalah golongan yang memperalatkan agama untuk kepentingan dan “survival” politik.
Umat Islam kini sudah tidak dapat berpolitik secara bersih saperti yang di kehendaki oleh Islam kerana terlalu terbawa bawa oleh ideologi politik barat yang kotor. Sebab itu lah sampai bila pun orang Islam tidak akan dapat mempunyai pemimpin yang bersih dan baik kerana proses berpolitik yang di lalui adalah kotor dan jijik.
Apa yang Rasulullah pernah sebut dahulu tentang akan datangnya zaman fitnah benar benar sudah berlaku sekarang, dan pada masa itu baginda telah menyeru kepada generasi umat Islam yang menghadapinya supaya menyelamatkan diri dengan menjauhinya saperti di sebut di dalam beberapa Hadis.Di antaranya saperti berikut:
Dari Abu Said Al-Khudri r.a dia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, maksudnya:.
“Akan datang kepada manusia di satu zaman dimana harta terbaik yang dimiliki oleh seorang muslim adalah kambing. Dia membawa kambingnya menyusur puncak-puncak bukit dan tempat-tempat turunnya hujan, untuk menjauhkan agamanya dari fitnah.” (Hadis Riwayat Al-Bukhari )
Dari Abu Hurairah r.a dia berkata: Rasulullah SAW bersabda, maksudnya:
“Kelak akan ada banyak kekacauan dimana di dalamnya orang yang duduk lebih baik daripada yang berdiri, yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan, dan yang berjalan lebih baik daripada yang mengerjakan (dalam fitnah). Siapa yang menghadapi kekacauan tersebut maka hendaknya dia menghindarinya dan siapa yang dapat tempat kembali atau tempat berlindung darinya maka hendaknya dia berlindung.” (Hadis Riwayat Al-Bukhari dan Muslim )
Dari maksud Hadis Hadis tersebut kita boleh ambil tamsilan iaitu agar kita tidak terlibat dalam arena politik fitnah memfitnah .Bahkan Rasulullah SAW berpesan agar kita menyelamatkan diri, jangan terikut ikut dan menjauhinya. Bagi orang awam macam kita diantara langkah yang terbaik yang boleh di ambil ialah dengan banyak berdamping dengan alim alim ulama, dan ustaz ustazah yang bebas dan tidak terlibat dalam mana mana fahaman parti politik sambil menuntut ilmu dari mereka. Sedapat mungkin jauhkan diri dari berhubung atau berinteraksi dengan pemimpin atau penyokong penyokong parti politik yang gemar buat fitnah,mengata,mengumpat,dan mengaibkan orang jika tidak perlu.
Bila berhadapan dengan isu isu yang merupakan fitnah yang di bawa oleh orang orang politik, jangan libatkan diri, sebaliknya minta nasihat dan pandangan alim ulama yang bebas (yang tidak berpihak).Karena para ulama ini adalah sebagaimana apa yang dikatakan Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah: “Sesungguhnya fitnah ini, jika dia datang maka sudah diketahui oleh setiap alim dan jika dia sudah pergi maka baru diketahui oleh setiap yang jahil.” Maksudnya: Kita orang awam ini kadang kadang tidak tahu sesuatu isu itu adalah isu fitnah dan terikut ikut dalam menyebarkan nya.Adalah lebih baik bertanya kepada alim ulama untuk mendapat nasihat sebelum bertindak.
Apabila kita berhadapan dengan sesebuah harakah,jemaah atau parti yang pemimpin dan pengikutnya suka mengaibkan lawannya (fitnah) maka kita di nasihatkan supaya menjauhi parti atau jemaah itu untuk menyelamatkan diri dari murka Allah.
Hudzaifah bin Al-Yaman r.a berkata
“Orang-orang biasa bertanya kepada Rasulullah SAW tentang kebaikan sementara aku biasa bertanya kepada beliau tentang keburukan karena bimbang jangan-jangan aku terkena keburukan itu. Maka aku bertanya, “Wahai Rasulullah, dahulu kami dalam masa jahiliah dan keburukan, lantas Allah datang dengan membawa kebaikan ini, maka apakah setelah kebaikan ini akan ada keburukan lagi?” Nabi menjawab, “Ya.” Saya bertanya, “Apakah sesudah keburukan itu akan ada kebaikan lagi?” Beliau menjawab, “Ya, tapi ketika itu sudah ada kabut.” Saya bertanya, “Apa yang anda maksud dengan kabut itu?” Beliau menjawab, “Adanya sebuah kaum yang memberikan petunjuk dengan selain petunjuk yang aku bawa. Engkau kenal mereka namun pada saat yang sama engkau juga mengingkarinya.” Saya bertanya, “Adakah setelah kebaikan itu akan ada keburukan lagi?” Nabi menjawab, “Ya, yaitu adanya dai dai yang menyeru menuju pintu jahannam. Siapa yang memenuhi seruan mereka, niscaya mereka akan menghempaskan orang itu ke dalam jahannam.” Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, tolong beritahukanlah kami tentang ciri-ciri mereka!” Nabi menjawab, “Mereka memiliki kulit seperti kulit kita, juga berbicara dengan bahasa kita.” Saya bertanya, “Lantas apa yang anda perintahkan kepada kami ketika kami menemui hari-hari seperti itu?” Nabi menjawab, “Hendaklah kamu selalu bersama jamaah kaum muslimin dan imam (pemimpin) mereka!” Aku bertanya, “Kalau pada waktu itu tidak ada jamaah kaum muslimin dan imam bagaimana?” Nabi menjawab, “Hendaklah kamu jauhi seluruh firqah (kelompok-kelompok) itu, sekalipun kamu menggigit akar-akar pohon hingga kematian merenggutmu dalam keadaan kamu tetap seperti itu.”
(Hadis Riwayat Al-Bukhari dan Muslim )
Beberapa Hadis lagi tentang bahaya fitnah.
1. Umatku ini dirahmati Allah dan tidak akan disiksa di akhirat, tetapi siksaan terhadap mereka di dunia berupa fitnah-fitnah, gempa bumi, peperangan dan musibah-musibah. (Hadis Riwayat Abu Dawud)
2. Fitnah itu sedang tidur (reda) dan laknat Allah terhadap orang yang membangkitkannya. (Hadis Riwayat Ar-Rafii).
3. Rasulullah Saw melarang penjualan senjata di kala berjangkitnya fitnah. (Hadis Riwayat Ath-Thabrani)
4. Jangan mendekati fitnah jika sedang membara dan jangan menghadapinya bila sedang timbul, bersabarlah bila fitnah datang menimpa. (Hadis Riwayat Ath-Thabrani)
5. Jika kamu berbicara (menyampaikan ucapan) tentang sesuatu perkara kepada suatu kaum padahal perkara itu tidak terjangkau (tidak dipahami) oleh akal pikiran mereka, niscaya akan membawa fitnah di kalangan mereka. (Hadis Riwayat Muslim)
Wallahu’alam
Sumber : http://fitrahislami.wordpress.com/2011/05/13/politik-fitnah-memfitnah/
Tiada ulasan:
Catat Ulasan